Rabu, 20 April 2011

Generasi Wali Songo ( 10 Ver.)

Generasi Wali Songo 10 Angkatan? Mungkin orang jarang menemukan rujukannya, dengan berkunjung disini Anda akan menemukan rujukan yang dimakasud..

Menurut buku Haul Sunan Ampel Ke-555 yang ditulis oleh KH. Mohammad Dahlan, lebih lanjut menyatakan “Majelis Dakwah Yang Secara Umum Dinamakan Walisongo, Sebenarnya Terdiri Dari Beberapa Angkatan”. Para Walisongo tidak hidup pada saat yang persis bersamaan, namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, baik dalam ikatan darah atau karena pernikahan, maupun dalam hubungan guru-murid. Bila ada seorang anggota majelis yang wafat, maka posisinya digantikan oleh tokoh lainnya:

Angkatan ke-1 (1404 – 1435 M), terdiri dari
  1. Maulana Malik Ibrahim (wafat 1419),
  2. Maulana Ishaq,
  3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro,
  4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi,
  5. Maulana Malik Isra’il (wafat 1435),
  6. Maulana Muhammad Ali Akbar (wafat 1435),
  7. Maulana Hasanuddin,
  8. Maulana ‘Aliyuddin, dan
  9. Syekh Subakir atau juga disebut Syaikh Muhammad Al-Baqir.
Angkatan ke-2 (1435 – 1463 M), terdiri dari
  1. Sunan Ampel yang tahun 1419 menggantikan Maulana Malik Ibrahim,
  2. Maulana Ishaq (wafat 1463),
  3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro,
  4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi,
  5. Sunan Kudus yang tahun 1435 menggantikan Maulana Malik Isra’il,
  6. Sunan Gunung Jati yang tahun 1435 menggantikan Maulana Muhammad Ali Akbar,
  7. Maulana Hasanuddin (wafat 1462),
  8. Maulana ‘Aliyuddin (wafat 1462), dan
  9. Syekh Subakir (wafat 1463).
Angkatan ke-3 (1463 – 1466 M), terdiri dari
  1. Sunan Ampel,
  2. Sunan Giri yang tahun 1463 menggantikan Maulana Ishaq,
  3. Maulana Ahmad Jumadil Kubro (wafat 1465),
  4. Maulana Muhammad Al-Maghrabi (wafat 1465),
  5. Sunan Kudus,
  6. Sunan Gunung Jati,
  7. Sunan Bonang yang tahun 1462 menggantikan Maulana Hasanuddin,
  8. Sunan Derajat yang tahun 1462 menggantikan Maulana ‘Aliyyuddin, dan
  9. Sunan Kalijaga yang tahun 1463 menggantikan Syaikh Subakir.
Angkatan ke-4 (1466 – 1513 M, terdiri dari
  1. Sunan Ampel (wafat 1481),
  2. Sunan Giri (wafat 1505), 
  3. Raden Fattah yang pada tahun 1465 mengganti Maulana Ahmad Jumadil Kubra,
  4. Fathullah Khan (Falatehan) yang pada tahun 1465 mengganti Maulana Muhammad Al-Maghrabi,
  5. Sunan Kudus,
  6. Sunan Gunung Jati,
  7. Sunan Bonang,
  8. Sunan Derajat, dan
  9. Sunan Kalijaga (wafat 1513).
Angkatan ke-5 (1513 – 1533 M), terdiri dari 
  1. Syekh Siti Jenar yang tahun 1481 menggantikan Sunan Ampel (wafat 1517),
  2. Raden Faqih Sunan Ampel II yang ahun 1505 menggantikan kakak iparnya Sunan Giri,
  3. Raden Fattah (wafat 1518),
  4. Fathullah Khan (Falatehan),
  5. Sunan Kudus (wafat 1550),
  6. Sunan Gunung Jati,
  7. Sunan Bonang (wafat 1525),
  8. Sunan Derajat (wafat 1533), dan
  9. Sunan Muria yang tahun 1513 menggantikan ayahnya Sunan Kalijaga.
Angkatan ke-6 (1533 – 1546 M), terdiri dari
  1. Syekh Abdul Qahhar (Sunan Sedayu) yang ahun 1517 menggantikan ayahnya Syekh Siti Jenar,
  2. Raden Zainal Abidin Sunan Demak yang tahun 1540 menggantikan kakaknya Raden Faqih Sunan Ampel II, 
  3. Sultan Trenggana yang tahun 1518 menggantikan ayahnya yaitu Raden Fattah,
  4. Fathullah Khan (wafat 1573),
  5. Sayyid Amir Hasan yang tahun 1550 menggantikan ayahnya Sunan Kudus,
  6. Sunan Gunung Jati (wafat 1569),
  7. Raden Husamuddin Sunan Lamongan yang tahun 1525 menggantikan kakaknya Sunan Bonang,
  8. Sunan Pakuan yang tahun 1533 menggantikan ayahnya Sunan Derajat, dan
  9. Sunan Muria (wafat 1551).


Angkatan ke-7 (1546- 1591 M), terdiri dari
  1. Syaikh Abdul Qahhar (wafat 1599),
  2. Sunan Prapen yang tahun 1570 menggantikan Raden Zainal Abidin Sunan Demak, 
  3. Sunan Prawoto yang tahun 1546 menggantikan ayahnya Sultan Trenggana, 
  4. Maulana Yusuf cucu Sunan Gunung Jati yang pada tahun 1573 menggantikan pamannya Fathullah Khan,
  5. Sayyid Amir Hasan, 
  6. Maulana Hasanuddin yang pada tahun 1569 menggantikan ayahnya Sunan Gunung Jati,
  7. Sunan Mojoagung yang tahun 1570 menggantikan Sunan Lamongan,
  8. Sunan Cendana yang tahun 1570 menggantikan kakeknya Sunan Pakuan, dan
  9. Sayyid Shaleh (Panembahan Pekaos) anak Sayyid Amir Hasan yang tahun 1551 menggantikan kakek dari pihak ibunya yaitu Sunan Muria.


Angkatan ke-8 (1592- 1650 M), terdiri dari
  1. Syaikh Abdul Qadir (Sunan Magelang) yang menggantikan Sunan Sedayu (wafat 1599),
  2. Baba Daud Ar-Rumi Al-Jawi yang tahun 1650 menggantikan gurunya Sunan Prapen, 
  3. Sultan Hadiwijaya (Joko Tingkir) yang tahun 1549 menggantikan Sultan Prawoto,
  4. Maulana Yusuf,
  5. Sayyid Amir Hasan,
  6. Maulana Hasanuddin,
  7. Syekh Syamsuddin Abdullah Al-Sumatrani yang tahun 1650 menggantikan Sunan Mojoagung,
  8. Syekh Abdul Ghafur bin Abbas Al-Manduri yang tahun 1650 menggantikan Sunan Cendana, dan 
  9. Sayyid Shaleh (Panembahan Pekaos).


Wali Songo Angkatan ke 9, 1650 – 1750M, terdiri dari:
  1. Syaikh Abdul Muhyi Pamijahan (tahun 1750 menggantikan Sunan Magelang)
  2. Syaikh Shihabuddin Al-Jawi (tahun 1749 menggantikan Baba Daud Ar-Rumi)
  3. Sayyid Yusuf Anggawi (Raden Pratanu Madura), Sumenep Madura (Menggantikan mertuanya, yaitu Sultan Hadiwijaya / Joko Tingkir)
  4. Syaikh Haji Abdur Rauf Al-Bantani, (tahun 1750 Menggantikan Maulana Yusuf, asal Cirebon )
  5. Syaikh Nawawi Al-Bantani. (1740 menggantikan Gurunya, yaitu Sayyid Amir Hasan bin Sunan Kudus)
  6. Sultan Abulmufahir Muhammad Abdul Kadir ( tahun 1750 menggantikan buyutnya yaitu Maulana Hasanuddin)
  7. Sultan Abulmu'ali Ahmad (Tahun 1750 menggantikan Syaikh Syamsuddin Abdullah Al-Sumatrani)
  8. Syaikh Abdul Ghafur bin Abbas Al-Manduri
  9. Sayyid Ahmad Baidhawi Azmatkhan (tahun 1750 menggantikan ayahnya, Sayyid Shalih Panembahan Pekaos)

Wali Songo Angkatan ke-10, 1751 – 1897 terdiri dari:
  1. Pangeran Diponegoro ( menggantikan gurunya, yaitu: Syaikh Abdul Muhyi Pamijahan)
  2. Sentot Ali Basyah Prawirodirjo, (menggantikan Syaikh Shihabuddin Al-Jawi)
  3. Kyai Mojo, (Menggantikan Sayyid Yusuf Anggawi (Raden Pratanu Madura)
  4. Kyai Kasan Besari, (Menggantikan Syaikh Haji Abdur Rauf Al-Bantani)
  5. Syaikh Nawawi Al-Bantani. …
  6. Sultan Ageng Tirtayasa Abdul Fattah, (menggantikan kakeknya, yaitu Sultan Abulmufahir Muhammad Abdul Kadir)
  7. Pangeran Sadeli, (Menggantikan kakeknya yaitu: Sultan Abulmu'ali Ahmad)
  8. Sayyid Abdul Wahid Azmatkhan, Sumenep, Madura (Menggantikan Syaikh Abdul Ghafur bin Abbas Al-Manduri)
  9. Sayyid Abdur Rahman (Bhujuk Lek-palek), Bangkalan, Madura, (Menggantikan kakeknya, yaitu: Sayyid Ahmad Baidhawi Azmatkhan)

Tahun 1830 – 1900 (Majelis Dakwah Wali Songo dibekukan oleh Kolonial Belanda, dan banyak para ulama’ dari didikan atau keturunan Wali Songo yang dipenjara dan dibunuh).

Semoga tulisan ini turut memberi pencerahan terkait da’wah yang di laksanakan majlis Wali Songo, Karena siapapun Mereka, pada hakekatnya telah menyebarkan ajaran Islam dan dari generasi ke generasi selalu memback-up dengan orang-orang yang Amanah.

Jika diantara mereka ada silsilah garis keturunan dengan Anda, maka beruntunglah Anda,.. artinya Anda punya Alasan untuk meneruskan Da’wah mereka kepada Masyarakat, sesuai dengan kondisi Masyarakat Anda berada.. karena para wali songo dalam menjalankan da’wah selalu berbaur dengan hati masyarakat, untuk kemudian membimbing secara pelan-pelan.. dan tanpa terasa ribuan bahkan jutaan umat muslim telah berdiri dengan kokoh sendi sendi Iman, Islam dan Ihsannya.

Selasa, 19 April 2011

WALI SONGO 2 Generasi

Wali Songo Versi lain?.., Orang jarang menyebutnya, tapi berhubung karena cerita tentang Wali Songo berikut ini berbeda dengan cerita wali songo pada umumnya maka judul nya saya ubah jadi Wali Songo 2 Generasi. Mudah-mudahan riwayat tentang Wali Songo dalam versi lain ini dapat menjadi bahan perbandingan bagi pengunjung..  dapat bermanfaat untuk kita semua.

Sekali lagi kisah Walisongo penuh dengan cerita-cerita yang sarat dengan mistik. Namun dalam buku “Mengislamkan Tanah Jawa” telah di sajikan analisis yang memenuhi syarat keilmuan. Widji Saksono tidak terlarut dalam cerita mistik itu, beliau memberi bahasan yang memadai tentang hal-hal yang tidak masuk akal atau yang bertentangan dengan akidah Islamiyah.

Widji Saksono cukup menonjolkan apa yang dialami oleh Raden Rachmat dengan dua temannya ketika dijamu oleh Prabu Brawidjaja dengan tarian oleh penan putri yang tidak menutup aurat. Melihat itu Raden Rachmat selalu komat-kamit, melafalkan  ta’awudz. Yang dimaksudkan pemuda tampan itu adalah terus istighfar melihat putri-putri cantik menari dengan sebagian auratnya terbuka.

Namun para pengagum Walisongo akan “kecele” ( merasa tertipu, red) kalau saja mereka membaca tulisan Asnan Wahyudi dan Abu Khalid. Kedua penulis ini mendapatkan sebuah naskah yang mengambil informasi dari sumber orisinil yang tersimpan di musium Istana Istanbul, Turki. Menurut sumber tersebut, temyata organisasi Walisongo dibentuk oleh Sultan Muhammad I. Berdasarkan laporan para saudagar Gujarat itu, Sultan Muhammad I lalu ingin mengirim tim yang beranggotakan sembilan orang, yang memiliki kemampuan beragam untuk berbagai bidang, tidak hanya bidang ilmu agama saja.. Untuk itu Sultan Muhammad I mengirim surat kepada pembesar di Afrika Utara dan Timur Tengah, yang isinya minta dikirim beberapa ulama yang mempunyai karomah.

Berdasarkan perintah Sultan Muhammad I itu lalu dibentuk tim peda’wah beranggotakan 9 orang untuk diberangkatkan ke pulau Jawa pada tahun 1404. Tim tersebut diketuai oleh Maulana Malik Ibrahim yang merupakan ahli mengatur negara dari Turki. Berita ini tertulis di dalam kitab Kanzul ‘Hum karya Ibnu Bathuththah, yang kemudiah dilanjutkan oleh Syekh Maulana Maghribi. 

Secara lengkap, nama, asal dan keahlian 9 orang tersebut adalah sebagai berikut:

Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki, ahli mengatur negara.
Maulana Ishaq, berasal dari Samarkand, Rusia Selatan, ahli pengobatan.
Maulana Ahmad Jumadil Kubro, dari Mesir.
Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maroko.
Maulana Malik Isro’il, dari Turki, ahli mengatur negara.
Maulana Muhammad Ali Akbar, dari Persia (Iran), ahli pengobatan.
Maulana Hasanudin, dari Palestina.
Maulana Aliyudin, dari Palestina.
Syekh Subakir, dari Iran, Ahli menumbali daerah angker yang dihuni jin jahat (??).

Dengan informasi diatas tersebut maka sejarah Walisongo versi Jawa ternyata perlu pendalaman lagi. Ternyata memang sejarah Walisongo versi non-Jawa, seperti telah disebutkan di muka, tidak pemah diekspos, entah oleh Belanda atau oleh siapa, agar orang Jawa, termasuk yang memeluk agama Islam, selamanya terus dan semakin tersesat dari kenyataan yang sebenamya. Dengan informasi baru itu menjadi jelaslah apa sebenamya Walisongo itu. Walisongo adalah gerakan berdakwah untuk menyebarkan Islam. Oleh karena gerakan ini mendapat perlawanan dengan gerakan yang lain, termasuk gerakan Syekh Siti Jenar.

Dan ternyata Para Wali Songo yang terkenal di tanah Jawa adalah Generasi ke 2 setelah Para wali yang di utus dari timur tengah ini.. sedangkan Wali Songo Generasi ke 2 ada kaitan erat dengan pendahulunya karena kaitan Bapak-Anak, atau Murid dan Mursyid termasuk juga Murid yang jadi menantu para Guru tersebut..

Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
Sunan Ampel atau Raden Rahmat
Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim
Sunan Drajat atau Raden Qasim
Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq
Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin
Sunan Kalijaga atau Raden Said
Sunan Muria atau Raden Umar Said
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah

Dan pada tulisan lain akan kami hadirkan Wali Songo (10 Generasi) sehingga wawasan kita semakin bertambah..

Kamis, 14 April 2011

Pemimpin Dunia Masa Depan

(Bag.1)

Planet bumi semenjak dihuni Psesies manusia ( Adam As), telah mengalami beberapa kali siklus populasinya, meskipun sebelum dihuni manusia bumi telah beberapa kali dihuni oleh spesies hewan raksasa, Spesies Alyan_banulyan dan spesies Neanderthall (yang bila didasarkan pada fosilnya maka Volume otaknya berisi 599 cc, dan disepakati bahwa spesies ini kemampuan bahasanya sangat terbatas dan spesies ini belum dinamakan Manusia, karena manusia level HomoSapiens / Spesies Manusia cerdas akan memiliki minimal 1000cc kandungan otaknya). 
Dengan begitu Berarti usia bumi sebelum dihuni oleh Bapak Adam As sudah berjuta juta tahun lamanya, hal itu sesuai usia karbon pada fosil dan batuan yang diukur dengan tekhnologi temuan terkini.

Kemudian Apa Kaitan Dengan Judul Diatas Paragraph Tersebut?
Tentunya diawali dengan permintaan maaf, penulis akan mencoba menyajikan beberapa Argument dari Dalil Naqli maupun Aqli yang sangat berperan untuk mendefinisikan judul yang telah tertulis dengan Dalil yang telah berumur 15 abad yang lalu..

(Baiklah..) karena tulisan ini bertujuan “membuka cakrawala dan memperluas rentang pemikiran para pembaca di manapun dan Anda para Muslim tentunya”. Untuk memahami dalamnya relung bahasa dan makna AlQur`an, maka seseorang di tuntut untuk memakai bahasa hatinya, bukan bahasa yang ada di otak dan bukan pula bahasa yang ada di ubun-ubunnya. Karena pada ubun-ubun manusia terdapat 7 sifat hewani, dan pada alam pemikirannya manusia selalu dirasuki 9 karakter halus dari bahasa syaithoniah. ( silakan merujuk pada artikel terkait sufi dan thoriqot pada blog ini)

Pemimpin masa depan yang layak menjadi khalifah  (pemimpin dengan fitrah yang sebenarnya) deretan nama nama mereka yang layak jadi Khalifah / Pemimpin sejati adalah:
  • Adam As,
  • Ilyas As,
  • Isa As,
  • Imam mahdi As (dan),
  • Syits As (serta),
  • Khidir As.

Yang jelas akan timbul pertanyaan Kenapa tokoh tokoh ini yang dinyatakan layak menjadi kholifah di bumi? Adakah argumen yang turut mendukung keberadaan mereka? Bisakah penulis menyajikan argument yang “kesampaian” jika di komparative dengan Dalil Qur`ani dan Hadist Nabi Saw..

Baiklah.. Mari Ditelusuri Dengan Memulainya Dari:

Adam As. ( Nabi Adam As.)
Jika membaca secara lughowi dari ayat-ayat Alqur`an dan Hadist Nabi Muhammad Saw, telah jelas sebab-sebab Penciptaan Nabi Adam As, Kapabilitas Nabi Adam As, dan dasar-dasar kemuliaan Nabi Adam As. Termasuk juga Dalam segi penguasaan ilmu dalam semesta ini..

Dalam AlQur`an Kalimat Adam terulang lebih dari 24 kali, karakteristik yang menerangkan Nabi Adam As. adalah:

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." ( AlBaqoroh:30)

( secara maknawi, ketika Allah hendak mewujudkan penciptaan Adam As, Allah telah menguji karakteristik Bangsa Malaikat dan meng-informasi-kannya, dan ternyata Para malaikat menyatakan rasa was-was dengan akan Hadirnya Adam As dalam semesta, “tepatnya Pemimpin di muka bumi” dan para malaikat menyatakan rasa was-wasnya dengan ungkapan “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,”.  

Maka secara psikologis dapat diterjemahkan bahwa para Malaikat menyatakan bahwa: sebelum Adam diciptakan ternyata dibumi telah ada beberapa spesies penghuni dan para Kholifahnya dari spesies itu, dan berarti para malaikat juga menyaksikan bahwa mereka telah terbiasa dengan tabiat penghuni bumi yang saling ganggu, saling serang dan bahkan sering terjadi peperangan sesama spesies penghuni bumi.

Dan setelah menyatakan kekhawatirannya, para malaikat lantas menyatakan bahwa kejadian yang mereka saksikan di muka bumi tidak sebanding dengan Aktivitas bangsa Malaikat yang selalu beribadah dan beribadah, sesuai Deklarasi dalam Ayat tersebut yang berbunyi “padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau”, menelisik secara intrinsik kalimat tersebut, ternyata Bangsa Malaikat Juga Pamer ibadahnya dihadapan Tuhan sang Penciptanya..


maka sebagai ungkapan atas deklarasi para malaikat itu Allah Swt memberi pernyataan secara global dan universal dengan kalimat “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. Berarti juga, bahwa para malaikat tidak menyadari bahwa diri mereka telah berbuat Riya` atau pamer amal ibadahnya selama Adam As belum dicipta.).

Untuk lebih lengkapnya ayat berikut ini semakin menjelaskan Kapabilitas dan Kemulyaan Nabi Adam As.

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang  orang-orang yang benar!" (Albaqoroh:31)

( Setelah masa penciptaannya, Allah mengajarkan / mendidik Nabi Adam Segala sesuatu terkait Ilmu dan pegetahuan di semesta-raya, dengan ungkapan “seluruhnya”. Ini juga berarti Adam As mampu mendefinisikan segala sesuatu di semesta yang telah dipelajarinya berdasarkan “LaduniNya” Allah Swt. Sehingga pada masa berikutnya Allah menguji Pengetahuan yang telah dimiliki Oleh bangsa Malaikat… karena menyadari ketidak-mampuannya, maka para Malaikat membuat pernyataan yang jujur dan tulus, dan mendeklarasikannya seperti ayat berikut ini..)  

Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (Albaqoroh:32)

(berarti jangkauan Ilmu pengetahuan para malaikat sangat Jaaauuuhh tertinggal, jika dibandingkan dengan karakteristik Ilmu dan pengetahuan Nabi Adam As). Maka dengan begitu bangsa Malaikat telah faham mengapa Allah berkehendak bahwa Kholifah di bumi adalah Spesies Manusia.
Dan untuk menegaskan Kehendanya maka ayat berikutnya menyatakan..

Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"

( Dengan mencermati lebih dalam lagi, ternyata ilmu yang diajarkan kepada Nabi Adam As, meliputi ilmu dan pengetahuan terkait segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, juga berarti rahasia 7 langit dan rahasia 7 bumi). Dan sebagai Penghormatan terhadap Karakter, Kapabilitas dan Kemulyaan Adam As, maka atas perintah Allah Para Malaikat memberi penghormatan kepada Adam As, berdasarkan deklarasi pada ayat selanjutnya..

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.(Albaqoroh:34).

Demikianlah Adam As, memulai kehidupannya di Syurga sehingga pada masa berikutnya Allah menjadikan Seorang teman untuk Bapak Adam As, seorang yang rupawan dan diberi nama yang penuh berkah “Hawa”, setelah keni’matan demi keni’matan diterima oleh Bapak Adam dan kekasihnya, maka tibalah ”Azazil” memulai babak baru dengan segala konspirasinya untuk menjebak Bapak Adam, sehingga tersingkir dari syurga, dan menjalani ke-abadiannya di Muka Bumi Sebagai Kholifah.

Lantas,  Jika Kembali Kepada Judul Tulisan “Pemimpin Dunia Masa Depan” Apa Relevansinya?
“Inilah pertanyaan yang saya tunggu” dan tentunya ada juga pertanyaan yang belum terucap, kira kira berbunyi “bukankah Nabi Adam as. telah wafat? Bagaimana bisa jadi Pemimpin Masa Depan?” Saya juga suka dengan pertanyaan yang ke dua ini..

Relevansinya Adalah Keberadaan Yang Berupa:
1.     Deklarasi Allah dalam surat Syuro / Asysyu’aro ayat 9 ( “Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka Allah, Dialah pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang- orang yang mati, dan Dia adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu” ).

2.     “Dari Abu Hurairah RadhiAllohu ‘anhu ia berkata: telah bersabda Rasulullah shalalahu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya Alloh telah berfirman: Barang siapa yang memusuhi Waliku maka sesungguhnya Aku telah menyatakan perang kepadanya, dan tidaklah seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan senantiasa seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya jadilah aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, dan sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta (sesuatu) kepadaKu pasti Aku akan memberinya, dan jika ia memohon perlindungan dariKu pasti Aku akan melindunginya”. Hadits ini dirawikan Imam Bukhary Dalam Kitab Shahihnya, Hadits No: 6137.

3.     Ihya` ulumuddin Karya Abu Hamid Al-Ghazali, menyatakan diri manusia yang sempurna adalah mereka yang dengan ketaatannya menggapai Iman dengan sesungguhnya, menjalankan Syari’at Islam dengan sepenuhnya dengan tidak pilih-pilih, mereka para muslim dan para mukmin yang dengan kontinyu  berusaha menggapai derajat “Ihsan”, maka dalam diri mereka bersemayam 4 jenis Ruh ( Pertama Ruh tumbuhan, Kedua Ruh hewan, Ketiga ruh manusia murni dan Keempat / paling tinggi adalah memiliki Ruh Al-Quddus atau Ruh Al-Amin) Ruh pada Fase satu-tiga adalah ruh manusia biasa, dan ruh pada Fase keempat adalah Ruhnya Para Nabi dan Ruh Para Waliyullah.  Dan jika manusia biasa yang meninggal dunia maka, ruh jenis ini tidak memiliki kategori istimewa, Sehingga Allah tidak memberi Amanat lagi untuk manusia yang hanya memiliki Ruh tingkat tiga, sedangkan manusia yang semasa hidupnya mampu menggapai derajat “Ihsan”, maka Allah akan selalu memberi amanat  kepada manusia ini untuk menjadi “WaliNya” di bumi agar keseimbangan dibumi bisa dipertahankan.

4.     Jadi dengan terjadinya sinergi 3 aspek diatas, maka Bagi Nabi Adam As, atas kehendak Allah akan selalu diberi kehidupan, meskipun dalam setiap Siklus hidupnya Nabi Adam As, selalu memakai Identitas berbeda beda, karena Faktanya Masa Kenabian telah berakhir setelah Muhammad bin Abdillah menjadi Rosul. Pemahaman seperti ini ( keadaan mati dan hidup / Hidup kemudian mati lalu hidup kembali), akan sangat nyata bagi mereka yang telah sempurna menjalani “Suluk” dalam menempuh Thoriqot Mu’tabaroh, Jadi tidak ada salahnya Jika Anda berkonsultasi dengan dengan para ‘Alim yang telah mencapai Derajat Mursyid ini.

5.     Argumen lain adalah semasa berada di Syurga Bapak Adam As, telah membekali dirinya dengan menelan buah “Khuldi” yang didalamnya terkandung Air kehidupan. Khuldi dalam bahasa Arab-Arruba` dapat diartikan “Keabadian”, dan faktanya setelah merasakan lezatnya Khuldi Nabi Adam As, diberi keabadian dengan menyaksikan generasinya di bumi turun temurun..

Jadi bila cakrawala ini di fahami dengan bahasa Qolbu, maka jangkauan pemikiran Anda akan mampu bertumpu pada Pancaran Ilham Ilahi, yang setiap saat selalu hadir menyelimuti hati, tinggal bagaimana Anda merespon datangnya Ilham ini..
Jadi Sah-sah saja penulis menyatakan Argumen ini..

Maka dapat dikatakan lebih lanjut, Jika Bapak Adam As, Nabi Ilyas As, Nabi Isa As, Imam Mahdi  As, Nabi Syits As, Bersinergi Demi Berlangsungnya Kehidupan Di Bumi, Maka Siapapun Anda Yang Hidup Dimasa yang akan datang Ini, Maka Anda Akan Meyaksikan Babak Baru Kehidupan Dunia. Dan Tentunya Peran Khidir As.  juga harus Anda perhitungkan karena mereka semua akan selalu bersinergi..

(Reff.: AlQur`an, AlHadist, Hadist Qudsi / Arbain Nawawi, Ihya ‘Ulumuddin, Mistycal Dimension Of Islam by Annemarie Schimmel)

(Berlanjut Bag.2)

Jumat, 08 April 2011

Kini Aku Tahu "12" Pantangan Bisnis


( Mendukung 12 Prinsip Bisnis Tao Zhu-Gong )
Bagi yang telah eksis dalam bisnis dan bagi yang hendak memulai bisnis, maka beberapa kaidah berikut ini pastinya sangat berguna untuk dijadikan  parameter dalam menjalankan usaha... 

Pantangan Bisnis Pertama:
Jangan lamur dan berpandangan sempit (wu bi lou)
Pantangan bisnis ini dapat dengan mudah dikontraskan dengan prinsip bisnis ke-12, yaitu kemampuan melihat jauh kedepan (neng yuan shu). Agar menjadi orang yang berpandangan jauh kedepan, orang harus memiliki cara pandang yang luas dan mampu menganalisa serta menghargai sesuatu secara keseluruhan. Sebaliknya orang yang lamur dan berfikiran sempit akan mencemaskan hal-hal yang kecil. Dia tidak mungkin memiliki cara pandang seperti helikopter yang sangat diperlukan ornag untuk melihat jauh dan membangun perspektif jangka panjang. 

Pantangan Bisnis Kedua:
Jangan terlalu mengagungkan kebesaran. (wu xu hua)
Pantangan ini dapat dihubungkan dengan prinsip bisnis ketiga, yaitu kemampuan berfokus pada bisnis (neng a n ye). Orang yang terlalu mengagungkan kebesaran cenderung mudah digoyahkan. Dia akan cenderung didikte oleh kejadian dan perubahan-perubahan, bukan mengendalikannya. Akibatnya, bisnisnya pasti kehilangan fokus, sehingga tidak mungkin ia membangun kompetisi inti perusahaannya. 

Pantangan Bisnis Ketiga:
Jangan ragu-ragu. (wu you rou)
Pantangan bisnis ini dengan mudah dapat dikontraskan dengan prinsip bisnis ke-5, yaitu kemampuan bersikap tangkas dan fleksibel (neng min jie), dan prinsip ke-10 yaitu kemampuan mendiagnosa, menyambar peluang dan melawan ancaman (neng zhi ji). Apabila ornag rgau-ragu, dia tidak akan mungkin menangkap peluang walaupun sudah didepan mata. Disamping itu, dia juga tidak akan memapu merespon ancaman dengan cepat. Untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada dan untuk menyikapi ancaman dengan efektif, orna harus tangkas dan fleksibel. 

Pantangan Bisnis Keempat:
Jangan malas (wu lan duo)
Ini merupakan pantangan bisnis yang cakupannya cukup luas, dapat dihubungkan dengan berbagai prinsip bisnis, misalnya, dengan prinsip bisnis ke-4, kemampuan mengorganisasikan (neng zheng dun). Organisasi yang efektif memerlukan kerja keras dan usaha. Kemalasan tentu menjadi penghalang. Bermalasan juga berlawanan dengan prinsip bisnis ke-5. Kemampuan bersikap tangkas dan fleksibel (neng min jie). Orang yang malas juga tidak akan mau menghabiskan waktu dan usaha untuk mendiagnosa peluang dan ancaman yang muncul di lingkungannya (neng zhi ji) yang merupakan prinsip bisnis ke-10. Terakhir, kemalasan juga dikontraskan dengan prinsip ke-11, kemampuan untuk memulai dan menjadi contoh (neng chang lu). Tidak diragukan lagi, untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses, kerja keras dan jiwa kepemimpinan yang patut dijadikan teladan merupakan kualitas yang penting. Tidak ada ruang untuk diam berpangku-tangan. 

Pantangan Bisnis Kelima:
Jangan keras kepala (wu gu zhi)
Keras kepala menunjukkan ketidakluwesan, ketidakmauan untuk berubah dan menyesuaikan diri. Karena itu, pantangan bisnis ini dapat dikontraskan dengan prinsip bisnis ke-5 yaitu kemampuan bersikap tangkas dan fleksibel (neng min jie), dan prinsip bisnis ke-10, kemampuan mendiagnosa peluang dan ancaman (neng zhi ji). Orang yang keras kepala tidak akan mungkin mengenali peluang dan ancaman yang akan datang, apalagi untuk mengambil tindakan pencegahan. Dari perspektif lain, orang yang keras kepala juga tidak mungkin menjadi pemimpin yang baik. Karena itu, pantangan bisnis kelima ini, seperti pantangan bisnis sebelumnya, juga dapat dihubungkan dengan prinsip bisnis ke-11, kemampuan untuk memulai dan menjadi contoh (neng chang lu). 

Pantangan Bisnis Keenam:
Jangan terlalu argumentatif (wu qiang bian)
Pantangan bisnis ke enam ini dengan mudah dapat di gunakan untuk mendukung prinsip bisnis ke-8, kemampuan berbicara (neng bian lun). Seorang pengusaha memang perlu memiliki kepandaian berbicara agar dapat memanangkan perdebatan, adu pendapat dan kesepakatan bisnis. Tetapi jika ia terlalu argumentatif, hasilnya akan berbeda. Terutama, apabila ia bersikukuh mempertahankan pendapat dan pandangan pribadinya, tanpa didasari fakta dan bukti kongkrit. Hal seperti ini bisa membuat teman-teman, pelanggan serta kontrak bisnisnya menjauh. Seorang yang terlalu argumentatif mudah disalahmengerti sebagai orang yang kasar, tidak sopan, dan tidak berperasaan. Ini semua merupakan faktor negatif yang dapat mempengaruhi hubungan bisnis. Pada akhirnya, perlu dicamkan bahwa seseorang tidak harus selalu memenangkan perdebatan. Sebaliknya, orang harus belajar kapan harus menang dan kapan harus mundur dengan keanggunan.

Pantangan Bisnis Ketujuh:
Jangan mudah membuka diri (wu qing chu)
Ada berbagai cara untuk menafsirkan apa yang dimaksud dengan mudah membuka diri. Dalam mengelola bisnis, orang tidak boleh mengembangkannya dengan serampangan karena hal itu dapat menyebabkan meningkatnya kerentanan, dan membuat perusahaan kehilangan fokus terhadap inti bisnisnya. Dilihat dari perspektif diatas, pantangan bisnis ini dapat dihubungkan dengan prinsip binsis ke-3, kemampuan memusatkan usaha (neng an ye). Dari sudut pandang finansial, pada bagian akutansi penagihan, tidak perlu memberikan posisi simpatik perusahaan terhadap keterlambatan pembayaran, juga tidak perlu membeberkan informasi keuangan perusahaan. Karena itu, pantangan bisnis ini juga dapat dihubungkan dengan prinsip bisnis ke-6, kemampuan menagih pembayaran (neng tao zhang). 

Pantangan Bisnis Kedelapan:
Jangan rakus akan pinjaman (wu tan she)
Dalam perspektif finansial, prinsip bisnis ini dapat dihubungkan dengan prinsip bisnis ke-3, kemempuan untuk berfokus pada usaha (neng an ye), dan berlawanan dengan prinsip bisnis ke-6, kemampuan menagih pembayaran (neng tao zhang). Jika pengusaha tidak mengetahui cara agar tetap terfokus, dia akan mudah dipengaruhi oleh bermacam hal yang kelihatannya seperti peluang bisnis yang besar. Dalam semangat yang berlebihan untuk berkembang, dia mungkin ingin mengambil pinjaman yang tidak perlu sehingga terlalu membebani keuangan perusahaan, apalagi jika kredit tersedia dengan mudah. Menggunakan kredit dalam bisnis tidaklah salah, bahkan sudah merupakan cara yang biasa dalam transaksi bisnis. Tantangan sebenarnya dalam menggunakan fasilitas kredit adalah kemampuan untuk menanganinya. Disinilah pentingnya perancanaan dana cair. Karena itu, pengusaha yang mampu menagih pembayaran biasanya menghargai pentingnya perencanaan kas serta dampaknya terhadap operasional perusahaan. Kemungkinan besar, dia akan cenderung lebih bijaksana dalam menggunakan kredit. 

Pantangan Bisnis Ke Sembilan:
Jangan terlibat dalam persaingan yang tidak perlu (wu zheng qu)
Apabila hurup Cina (wu zheng qu) digunakan untuk menggambarkan sesorang, maka gambaran yang ditunjukkan adalah orang yang mudah tergoda dan suka melibatkan diri dalam berbagai tindakan. Secara umum melukiskan orang-orang yang suka menjadi pusat perhatian dan mengagungkan kebesaran (pantangan bisnis ke-2). Jadi, pantangan bisnis ini berlawanan dengan prinsip bisnis ke-3, kemampuan berfokus pada usaha (neng an ye). Seorang pengusaha yang sangat terfokus tidak akan mudah tergoda dan bergegas masuk ke dalam pertempuran dengan kompetitornya. 

Pantangan Bisnis Kesepuluh:
Jangan melemahkan simpanan dan surplus (wu bo xu)
Prinsip ini sangat berhubungan dengan prinisip bisnis ke-6, kemampuan menagih pembayaran (neng tao zhang). Jika perusahaan mampu menagih dengan tegas, maka perusahaan akan mampu menyimpan lebih banyak, dan mengakumulasikan surplus untuk mengembangkan bisnisnya. Pantangan ini bisa juga dihubungkan dengan prinsip bisnis ke-12, kemampuan melihat jauh ke depan (neng yuan shu). Bisnis harus terdorong untuk tumbuh dan bertahan dalam waktu yang panjang. Pengusaha yang berwawasan kedepan akan mengetahui pentingnya membangun surplus agar dapat digunakan saat muncul berbagai peluang bisnis. Surplus juga diperlukan untuk mengatasi masa-masa sulit yang bisa muncul kapan saja, dari waktu ke waktu. 

Pantangan Bisnis Kesebelas:
Jangan abaikan perubahan kondisi dan trend bisnis (wu mei shi)
Pantangan ini jelas berhubungan dengan prinsip bisnis ke-10, kemampuan untuk mendiagnosa peluang dan ancaman (neng zhi ji). Apabila trend dan kondisi bisnis berubah, pengusaha yang bijak pasti segera menganalisis implikasinya. Apa peluang yang muncul dan ancaman yang harus dihadapi, sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat. Jika ia terlalu lamban, dia tidak hanya akan kehilangan peluang yang ada, tetapi ia juga bisa ditimpa oleh ancamannya. kemampuan untuk mengetahui trend dan kondisi bisnis, dalam jangka pendek maupun jangka panjang, merupakan keunggulan pengusaha yang mempu melihat jauh ke depan, seperti yang tergambar dalam prinsip bisnis ke-12 (neng yuan shu). Dia mengetahui bahwa agar bisnisnya tumbuh pesat, perusahaan tidak hanya harus beroperasi dalam lingkungan yang sangat dinamis dan berubah-ubah, tetapi ia juga harus berinteraksi dengan kondisi tersebut. 

Pantangan Bisnis Keduabelas:
Jangan terlalu mengandalkan produk yang ada (wu chi huo)
Terlalu mengandalkan produk yang ada menunjukkan bahwa anda berasumsi trend dan kondisi bisnis , termasuk selera dan keinginan konsumen, tidak akan berubah. Sehingga pada saat perubahaan tersebut terjadi, perusahaan akan menghadapi stok produk lama yang melimpah, ancaman kadaluarsa dan ketinggalan zaman. Terlalu percaya akan produk yang ada, juga dapat membuat perusahaan buta akan peluang keuntungan yang bisa didapat dari produk-produk baru yang lebih baik. Yang jelas, salah satu cara menghindari hal ini adalah dengan menerapkan prinisp bisnis ke-9; kemampuan unggul dalam pembelian (neng ban huo). 
(Semoga bermanfaat..)